Disusun Oleh :
Dra. Bibit Srianah
NIP. 196609132022212002
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyajikan laporan ini sebagai hasil dari upaya dalam menerapkan praktik terbaik dalam bimbingan klasikal di lingkungan sekolah. Laporan Best Practice ini memperlihatkan komitmen penulis untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan membimbing perkembangan siswa secara holistik. Bimbingan klasikal memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan prestasi siswa. Melalui pendekatan ini, penulis berusaha memberikan layanan yang efektif, relevan dan memotivasi untuk membantu setiap siswa mencapai potensinya secara penuh. Laporan ini menggambarkan praktik terbaik yang telah penulis identifikasi dan terapkan, serta dampak positif yang telah terlihat dalam perkembangan akademis dan pribadi siswa. Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh jajaran guru, kepala sekolah, staf sekolah, siswa kelas XI ATU dan pihak terkait lainnya yang telah memberikan dukungan atas pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan klasikal ini sehingga dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Semoga laporan ini dapat menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi sekolah-sekolah lain yang sedang menjalankan atau merencanakan implementasi best practice dalam bimbingan klasikal. Penulis yakin bahwa melalui berbagi pengalaman dapat terus meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan dampak positif pada masa depan generasi penerus.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah bagi remaja merupakan suatu hak sekaligus sebagai sarana untuk mengenyam pendidikan dalam rangka meniti kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu sekolah tidak hanya memegang peranan penting untuk memfasilitasi siswa memperoleh ilmu pengetahuan, akan tetapi juga menjadi tempat pembentukan karakter yang bagi siswa. Namun banyaknya persoalan yang dialami oleh siswa menjadi salah satu penyebab terbesar siswa tidak mencapai hasil belajar yang baik. Persoalan yang sering kali dijumpai di sekolah manapun yaitu perilaku membolos siswa. Perilaku yang dikenal dengan istilah Truency ini umumnya ditemukan pada usia remaja yang mana remaja mulai menginjak tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Menurut Poewadarminto W.J.S (1986) perilaku membolos merupakan perilaku yang dilakukan oleh siswa dimana siswa tidak hadir di sekolah tanpa sepengetahuan dari orang tua, meninggalkan sekolah atau tidak masuk sekolah dari awal sampai akhir pembelajaran. Sedangkan menurut Prayitno dan Erman Amti (2016:61) aspek perilaku membolos sangat beragam, seperti sering keluar kelas saat jam pelajaran tertentu, tidak masuk kelas lagi setelah jam istirahat berakhir, berhari-hari tidak masuk sekolah, dan tidak masuk sekolah tanpa keterangan yang jelas. Damayanti (2013) mengungkapkan bahwa kebiasaan membolos yang dimiliki seorang siswa jika tidak segera ditangani akan menimbulkan dampak negatif pada dirinya, seperti menurunnya prestasi belajar, tidak dapat mengikuti ujian, bahkan siswa dapat dikeluarkan dari sekolah. Oleh karena itu sesuai dengan peraturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 6, Guru Bimbingan dan Konseling memiliki peran sebagai konselor yang berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan. Partisipasinya terwujud melalui penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling yang proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, perilaku yang efekif, perkembangan lingkungan dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya (Mulyadi, 2016). Perilaku membolos yang terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Kalibaru kelas XI ATU merupakan fenomena yang perlu penanganan langsung oleh Guru Bimbingan dan Konseling. Didasarkan pada hasil rekapitulasi data kehadiran kelas XI Agribisnis Ternak Unggas (ATU), ditemukan setidaknya dalam satu minggu terdapat empat hingga lima siswa yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan yang jelas. Oleh karena diperlukan kerja sama antara Guru Bimbingan dan Konseling, guru Kelas dan siswa itu sendiri dalam proses penanganan perilaku membolos siswa. Sehubungan dengan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengkaji tentang tentang pelaksanaan kegiatan Layanan Bimbingan Klasikal dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) untuk mengatasi perilaku membolos siswa kelas XI ATU SMK Negeri Kalibaru yang kemudian disusun dalam laporan Best Practice ini.
1.2 Tujuan Penyusunan
laporan Best Practice ini bertujuan untuk mengetahui dan memaparkan hasil pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) untuk mengatasi perilaku membolos peserta didik kelas XI ATU SMK Negeri Kalibaru tahun ajaran 2021/2022. 1.3 Manfaat Penyusunan laporan Best Practice ini penulis berharap dapat memberikan wawasan dan informasi baru terhadap pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan tentang kegiatan layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL).
Baca selengkapnya: Unduh Laporan Best Practice_Dra.Bibit Srianah